Folklore: Wewe Gombel Gentayangan di Layar HBO
Sebenarnya, Joko ingin membuat episode yang diilhami sosok makhluk halus lain. Menurut sutradara asal Medan itu, hantu terseram di Indonesia adalah kuntilanak dan tuyul.
Sayang, dua sosok tersebut sudah keburu diambil sutradara Eric Khoo (Singapura) dan Ho Yuhang (Malaysia) untuk episode arahan mereka di Folklore. Akhirnya, Joko memilih membuat episode tentang wewe. Makhluk halus terseram setelah kuntilanak dan tuyul.
Bukan tanpa alasan Joko memilih kisah tentang hantu yang suka menculik anak. Joko mengungkapkan bahwa dirinya memiliki kegelisahan tersendiri soal sosok anak.
”Banyak keluarga yang memiliki anak hanya karena untuk memenuhi standar dari masyarakat,” ujar Joko. Alhasil, para orang tua tidak memiliki persiapan ketika si anak lahir sehingga cukup banyak anak telantar.
Setelah Pengabdi Setan sukses di pasaran, Joko ingin tetap konsisten dalam memilih ide cerita untuk film horornya. Alumnus Institut Teknologi Bandung itu ingin menyajikan kembali tema cerita seputar keluarga, secara khusus tentang orang tua, perempuan hamil, atau anak.
Berbagai film Joko sebelumnya juga selalu menampilkan peran ibu atau orang tua dan anak. Mulai Janji Joni (2005), Kala (2007), Pintu Terlarang (2009), Modus Anomali (2012), dan yang terakhir Pengabdi Setan. ”Saya tetap ingin menunjukkan ciri khas saya dengan cara yang variatif,” katanya.
Joko menambahkan, film-filmnya sering mengangkat perempuan sebagai tokoh sentral. Dalam A Mother’s Love, sosok Marissa berperan penting dalam keberlangsungan cerita. ”Saya orangnya feminis dan ingin agar tokoh perempuan lebih aktif,” ujar sutradara 41 tahun itu.
Keterlibatan Joko dalam serial horor HBO Asia bukanlah yang pertama. Sutradara A Copy of My Mind itu sempat menjadi sutradara dan penulis untuk musim pertama serial horor Halfworlds. Kecintaan Joko pada film horor dan legenda Asia menjadi motivasinya untuk terlibat dalam proyek tersebut.