Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Fracking Sunak

Oleh: Dahlan Iskan

Senin, 31 Oktober 2022 – 07:07 WIB
Fracking Sunak - JPNN.COM
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Cara meretakkannya pakai tekanan air yang amat tinggi. Disertai pasir.

Fungsi pasir: menjaga agar retakan itu tidak balik kucing. Agar gasnya keluar dari bebatuan.

Begitu kerasnya tekanan air itu sampai permukaan bumi sekitarnya bergetar. Getaran itu sebenarnya rendah sekali. Tidak bisa dirasakan begitu saja oleh manusia di atasnya, tetapi tetap saja dianggap membahayakan bumi.

Jangankan fracking. Sahabat Disway di London menggambarkan munculnya kekesalan banyak penduduk Inggris pada munculnya tiang-tiang kincir angin. Itu dianggap mengganggu keindahan alam.

Sahabat Disway itu mengingatkan perjalanan saya ke wilayah-wilayah luar kota Inggris. Di pedesaan-pedesaan dan kota kecilnya. Oxford. Bath. Cambridge. New Castle. Glasgow. Edinburgh. Di mana saja.

"Alamnya sangat indah dan damai, kan? Sangat alamiah, kan?" ujar Sahabat Disway itu.

Keindahan seperti itu harus abadi. Tidak boleh rusak. Pun oleh datangnya tiang-tiang penari angin yang monoton.

Mungkin mereka akan bisa menerima kalau baling-baling bilah itu bergeraknya seperti orang disko dan tiangnya bisa meliuk-liuk seperti wanita balet.

Ada yang mempersoalkan Rishi Sunak bukan dari isi otaknya, melainkan tinggi badannya: 1,7 meter. Ternyata Sunak perdana menteri terpendek dalam sejarah Inggris.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News