Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

FUI Minta Presiden Prancis Emmanuel Macron Segera Bertobat

Kamis, 29 Oktober 2020 – 21:28 WIB
FUI Minta Presiden Prancis Emmanuel Macron Segera Bertobat - JPNN.COM
Sekjen FUI KH Muhammad Al Khaththath. Foto: Fandi/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Forum Umat Islam (FUI) mengutuk keras pernyataan kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron yang terkesan menyudutkan Islam. FUI menilai tindakan Macron tersebut merupakan perbuatan bodoh dan berbahaya.

“Kami mengutuk keras tindakan Macron dan bangsa Prancis atas penghinaan mereka kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Kami juga mengajak untuk melakukan boikot terhadap seluruh produk Prancis,” kata Sekjen FUI Muhammad Al Khaththath dalam keterangannya, Kamis (29/10).

Dia pun mengingatkan kepada Macron dan bangsa Prancis bahwa dulu Raja Prancis pertama pernah berhutang budi kepada Sultan Sulaiman penguasa dunia Islam di masa Khilafah Utsmaniyah.

“Pada masa lalu telah berjasa membebaskan Raja Francis pertama dari serbuan Spanyol, kenapa kalian hari ini memusuhi dan menghina, Nabi Muhammad SAW, Islam dan umat Islam?” ujar Al Khaththath.

Untuk itu, FUI mengingatkan Macron untuk menghentikan sikap Islamofobianya.

“Hentikanlah dan bertobatlah sebelum kalian dihinakan oleh Allah. Semoga laknat Allah segera menimpa kalian jika kalian tidak segera berhenti dan bertaubat,” tambah Al Khaththath.

Selain mengingatkan bangsa Prancis, FUI juga menyerukan kepada para penguasa muslim di seluruh dunia agar bersikap keras kepada Prancis, khususnya pemerintahan Macron agar segera menghentikan penghinaan dan permusuhan kepada Islam, dan kaum muslimin.

Apabila sikap dari Macron tidak dihentikan, Al Khaththath menyarankan kepada para pemimpin muslim untuk menyerukan jihad.

Forum Umat Islam (FUI) mengutuk keras pernyataan kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron yang terkesan menyudutkan Islam. FUI menilai tindakan Macron tersebut merupakan perbuatan bodoh dan berbahaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News