G-20 Sepakat Hindari Global Imbalances
Deklarasi Seoul Belum Hasilkan Keputusan SignifikanSabtu, 13 November 2010 – 19:11 WIB
Dalam pertemuan puncak G-20, AS dan Tiongkok sama-sama menahan diri untuk tidak saling tuduh mengenai perang mata uang. Sebelumnya, Tiongkok dituding sengaja membuat nilai mata uangnya (yuan atau renminbi) undervalued. Sebaliknya, tindakan Federal Reserve atau The Fed (bank sentral AS) mencetak banyak uang dolar AS untuk melemahkan mata uang dinilai meningkatkan risiko perekonomian global.
Pemimpin G-20 berkomitmen untuk menggunakan sistem nilai tukar yang sepenuhnya ditentukan oleh pasar. Hal itu dilakukan untuk menghentikan aksi perang mata uang yang dilakukan sejumlah negara guna melindungi pasar dalam negeri masing-masing. Upaya menghentikan perang mata uang dilakukan dengan meningkatkan fleksibilitas nilai tukar supaya mencerminkan fundamental ekonomi lebih mendasar. Semua pihak juga berjanji untuk menahan diri dari persaingan devaluasi kurs.
Ekonomi-ekonomi maju, yang memiliki cadangan devisa tinggi, akan waspada atas volatilitas secara berlebihan dan pergerakan kacau dalam nilai tukar. Sebab, volatilitas nilai tukar yang berlebihan akan merugikan negara berkembang yang masih didera risiko mata uang dalam arus modal mereka.