Gandeng Stand Up Comedian, Uji Wawasan lewat Video Blog
"Makanya, mau tidak mau Pingkan harus belajar," ujar Qowi disambut tawa Pingkan yang duduk di sampingnya.
Pemuda 26 tahun itu mengakui, metode menjadi bagian penting agar pesan bisa sampai ke memori anak muda. Karena itu, selain lewat media sosial, Ayo Vote menggandeng beberapa ambasador (duta) dari figur yang dekat dengan anak muda, seperti Stand Up Comedian. Pesepak bola Bambang Pamungkas dan artis Igor Saykoji juga contoh figur publik yang menjadi dutanya.
Pingkan menceritakan, idenya bersama Qowi membuat gerakan Ayo Vote muncul saat pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 2012. Ketika itu mereka melihat potensi besar anak muda yang kurang optimal dimanfaatkan. Masih ada kesenjangan edukasi politik di kalangan anak muda Indonesia. Itulah sebabnya, Pingkan tergerak untuk menjembatani kesenjangan tersebut.
Dia juga terinspirasi gerakan Rock the Vote di Amerika. Kebetulan Pingkan sempat tinggal enam tahun di Negeri Paman Sam.
"Di sana juga menggunakan ambasador selebriti untuk mengajak anak muda ikut pemilu. Approach-nya, kalau ikut pemilu, lu keren," kata Pingkan yang memiliki basis pendidikan Bachelor of Science di Business Administration dengan minor di Communication and the Entertainment dan master di Communication Management, University of Southern California, Amerika.
Kampanye di Amerika, lanjut dia, memang berbeda dengan di Indonesia. Kehidupan demokrasi di sana jauh lebih terbangun. Permasalahan yang dihadapi pun berbeda. Dengan 12 parpol peserta Pemilu 2014, Pingkan-Qowi punya tantangan untuk membedakan satu sama lain.
"Saya menilai ada konsep bagus (dari AS) yang bisa dibawa ke sini. Tentu harus disesuaikan dengan kultur di sini," ujarnya. Ayo Vote mulai bergerak sekitar Juli 2013.
Pingkan dan Qowi bersepakat bahwa kendala yang dihadapi Ayo Vote terutama terkait minimnya tenaga sukarelawan yang mau terlibat. Tim inti Ayo Vote hanya beranggota empat orang, termasuk Pingkan dan Qowi. Dua lainnya adalah Pangeran Siahaan dan Disna Harvens.