Ganja Rawan Dicuri dan Disukai Monyet
Jumat, 22 Maret 2013 – 10:48 WIB
HA mengaku diajak oleh He atas perintah dua orang rekan ayahnya. HA tertarik karena upah menjaga lading ganja itu sangat menggiurkan. Bayangkan 1 minggu ia diberi upah Rp 1 juta, sama jauh lebih tinggi dari upah buruh pertanian, yang hanya kisaran Rp 750 ribu perbulannya.
"Setelah mendapat tawaran itu, saya pulang ke desa. Saat itu saya ditanya langsung oleh ayah saya, apakah benar-benar ingin mengambil pekerjaan beresiko ini. Karena saya memang tidak punya pekerjaan dan butuh uang untuk kebutuhan keluarga, saya siap. Padahal, ayah saya tidak pernah suka jika saya terlibat pergaulan atau pekerjaan yang salah seperti itu. Tapi mungkin dia juga paham dengan kondisi ekonomi saya," kata ayah satu anak ini.
Diakui HA, menjaga ladang ganja cukup berat dan berisiko. Berat karena harus tinggal di dalam hutan jauh dari keramaian dan pemukiman warga lain. Berisiko hukum, ditangkap polisi penjara menanti. Risiko lainnya, menghadapi pencuri daun ganja yang biasa berbuat nekat, serta ancaman hama yakni rombongan mo
nyet hutan yang sukan makan daun ganja, yang biasanya juga mencabut pohon ganja.