Ganjar Berencana Menggabungkan Sekolah yang Minim Murid
jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bakal menutup dan menggabungkan sekolah-sekolah yang jumlah pelajarnya sedikit. Penggabungan dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar menjadi efektif serta mengantisipasi terjadinya perundungan (bullying).
"Sekarang saya lagi minta regulasinya ditata dan saya minta kepada semua pemangku kepentingan pendidikan yang begini (jumlah murid sedikit, red) boleh gak sih dilikuidasi?" katanya di Semarang, Kamis (13/2).
Pernyataan itu disampaikan Ganjar sebagai tindak lanjut terjadinya kasus perundungan terhadap seorang siswi di sebuah SMP di Kabupaten Purworejo yang jumlah muridnya sedikit.
Menurut Ganjar, kasus perundungan ternyata tidak hanya terjadi di sekolah dengan kapasitas murid besar, melainkan juga terjadi di sekolah berkapasitas kecil.
Berdasarkan penelusuran di laman Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Purworejo yang menjadi tempat terjadinya perundungan hanya mendidik 21 siswa yang terbagi dalam tiga rombongan belajar.
Rombongan belajar 7 dan 8 masing-masing berisi enam siswa, adapun rombongan belajar 9 terdiri dari sembilan siswa dan seluruh murid diampu oleh delapan guru serta empat tenaga kependidikan.
"Sekarang mesti kita pikirkan bagaimana mengevaluasi sekolah seperti ini. Dengan sekolah berkapasitas sedikit jangan-jangan kapasitas sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan pun tidak mampu?" ujar Ganjar.
Orang nomor satu di Jateng itu berencana meminta masukan kepada seluruh pemangku kepentingan di bidang pendidikan terkait kemungkinan penggabungan sekolah itu.