Gatot Dicopot Sebagai Panglima TNI karena Dekat dengan Gerakan 212?
Direktur eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu menambahkan dalam politik semua mungkin, termasuk bila ada yang berpendapat manuver Gatot merupakan playing victim terkait kepentingan politik seperti Pilpres 2024.
Ujang berpandangan bahwa hal ini semuanya soal momentum. Termasuk isu PKI, yang di Bulan September ini seksi bagi publik.
"Mungkin-mungkin saja, di politik semua mungkin. Ini kan soal momentum, isu PKI apalagi di bulan September sangat seksi bagi publik," jelas Ujang.
Seperti ramai diberitakan Jenderal Gatot Nurmantyo sempat mengklaim dicopot dari jabatan Panglima TNI terkait instruksinya mengajak menonton film G30S/PKI. Namun, belakangan Gatot menyangkal pencopotannya terkait ajakan nonton film G30S/PKI, dan menyebut hal tersebut merupakan persepsi publik. (boy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi: