Gawat! Data Pemilu jadi Target Peretasan
jpnn.com, JAKARTA - Data pemilu menjadi target yang matang bagi para pelaku kejahatan siber, sebab sangat penting dan kritikal bagi sebuah negara.
Menurut pakar keamanan siber dari Kaspersky, Yeo Siang Tiong, pengamanan data pemilu, mulai dari proses menyalurkan hingga penyimpanan menjadi tantangan bagi seluruh negara dunia.
"Karena dua faktor, pertama, beragamnya sistem yang dikelola secara lokal dan kedua adalah mesin turun temurun (legacy machine) yang tidak dirancang untuk dunia yang terhubung," ujar Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara Kaspersky, dalam keterangan tertulis, Jumat (22/5).
Sebelumnya, pada Kamis (21/5) peretas mengklaim telah membobol 2,3 juta data warga Indonesia dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Informasi itu datang dari akun @underthebreach yang sebelumnya mengabarkan kebocoran data ecommerce Tokopedia di awal bulan ini.
"Aktor (peretas) membocorkan informasi 2.300.000 warga Indonesia. Data itu termasuk nama, alamat, nomor ID, tanggal lahir, dan lainnya," cuit @underthebreach.
Akun @underthebreach juga menyebutkan bahwa data tersebut tampaknya merupakan data tahun 2013. Tidak hanya itu, peretas juga mengklaim akan membocorkan 200 juta data lainnya.
????Menurut Yeo Siang Tiong, ruang siber yang sangat terhubung saat ini, membuka peluang bagi peretasan. Selain itu, perangkat keras dan sistem lama, juga menambah kesulitan untuk mengamankan data pemilu dari kejahatan siber.
Oleh karena itu, menurut Yeo Siang Tiong, penting bagi negara untuk membangun kepercayaan pada rakyatnya. Hal terpenting yang bisa dilakukan adalah mendorong transparansi dalam sistem.