Gaya Hidup Sehat dan Bergaya dengan Wastra Nusantara
jpnn.com, JAKARTA - Virus corona yang tengah menjadi sorotan dunia, membuat beberapa kalangan khawatir. Tak terkecuali JagaWastra. Menyikapi hal tersebut, JagaWastra berinisiatif menggelar acara bertema ‘Celebration of Life’, pada Sabtu (15/2).
Acara yang diselenggarakan di Bimasena, Jalan Dharmawangsa Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ini untuk merayakan kehidupan panjang dengan menjaga kesehatan serta mensyukuri pencapaian hidup.
Pendiri JagaWastra Neneng Rahardja mengatakan, selain menjaga kesehatan, tentunya juga menjaga ingatan terhadap akar budaya dan peradaban Nusantara yang berupa wastra (kain). Di acara nanti, Neneng yang juga dikenal sebagai penata gaya wastra akan memberikan tutorial memadupadankan gaya wastra dari motif ‘Symbol of Life’. “Dilanjutkan dengan peragaan busaha oleh para sahabat Perempuan Hebat pecinta wastra,” kata Neneng Rahardja di Jakarta, Kamis (13/2).
Beberapa pakar dan praktisi di bidangnya dihadirkan, di antaranya dr Affarsyah Abidin Sp.P dari RS MMC Jakarta, peneliti dan curator batik William Kwan, dan Neneng Rahardja.
Neneng menjelaskan, Celebrition of Life merupakan salah satu cara dari JagaWastra mencintai dan menjaga kelestarian wastra yang merupakan warisan budaya nasional. Setiap lembar wastra mempunyai nilai-nilai makna dan filosofis yang agung dan luhur.
Neneng pun menceritakan bagaimana mulanya dia mencintai kain tenun Nusantara. Dulu, dia menganggap batik atau kain tentun Nusantara lainnya tidak menarik. Berawal sekitar dua tahun lalu secara tidak sengaja rekan seprofesinya (pianis) yang juga bekerja sebagai dokter di pedalaman Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat meminta untuk mengolah kain-kain tenun karena tidak mendapat perhatian dan dianggap tidak memiliki nilai ekonomi.
“Setiba di rumah, kain tersebut saya geletakan begitu saja. Tapi seolah ada magnet yang menarik saya untuk mengutak-atiknya sehingga dapat dikenakan secara utuh dan hasilnya dapat dikenakan untuk kegiatan sehari-hari,” tuturnya.
Neneng mengatakan dengan bangga bahwa kreasi-kreasinya kerap dijadikan rujukan bahkan menginspirasi para perempuan Indonesia dalam berbusana yang memadupadankan kain tenun tradisional dan ini merupakan cara untuk mencintai warisan budaya nasional.