Gelar FGD, Bea Cukai Sulbagsel Inisiasi Revitalisasi SIHT di Soppeng
jpnn.com, MAKASSAR - Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) menggelar focus group discussion (FGD) yang digelar di aula Kanwil Bea Cukai Sulbagsel, pada Kamis (5/9),
Kegiatan itu membahas membahas rencana revitalisasi Sentra Industri Hasil Tembakau (SIHT) di Kabupaten Soppeng.
Dalam acara tersebut turut mengundang pejabat dan pegawai di lingkungan Kanwil Bea Cukai Sulbagsel, Kepala Kanwil Bea Cukai Jawa Timur II, Kepala Bea Cukai Malang, para akademisi dari Universitas Hasanuddin dan Universitas Muslim Indonesia, serta perwakilan pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Soppeng.
"FGD ini bertujuan untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam meningkatkan daya saing industri hasil tembakau di Kabupaten Soppeng. Dengan melibatkan berbagai pihak terkait, diharapkan dapat tercipta sinergi yang kuat untuk mengembangkan industri ini secara berkelanjutan," ujar Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagsel, Djaka Kusmartata.
Kegiatan FGD dibuka dengan materi diskusi dari Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Hasanuddin, Dr. Nursalim, SE., M.Si, CRA., CRP., CWM tentang "Potensi Peningkatan Ekonomi dari hulu ke hilir untuk industri hasil tembakau di Sulawesi".
Kemudian materi lain disampaikan oleh Ahli Bidang Pertanian Universitas Muslim Indonesia, Dr. Ir. Ayu Kartini Parawansa M.P. tentang "Potensi pertanian tembakau di Sulawesi Selatan menjadi bahan baku Utama industri hasil tembakau di Sulawesi".
Djaka berharap kegiatan FGD ini dapat menghasilkan rekomendasi konkret yang dapat dijadikan dasar dalam menyusun program revitalisasi sentra industri hasil tembakau di Kabupaten Soppeng.
"FGD ini juga diharapkan dapat menjadi titik permulaan revitalisasi SIHT Soppeng agar dapat menghasilkan produk yang mampu bersaing di tingkat nasional. Dengan demikian, industri hasil tembakau di Kabupaten Soppeng dapat tumbuh semakin berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian daerah dan nasional," pungkas Djaka. (jpnn)