Gelar Wayangan Malam-malam, PDIP Singgung Luhut Cs Pewacana Penunda Pemilu
jpnn.com, JAKARTA - Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan (BKNP PDIP) bekerja sama dengan Paguyuban Wayang Orang Bharata menggelar pentas dengan lakon “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu”.
Lakon ini ditujukan demi merefleksikan wacana penundaan pemilu dan pengingat bagi elite politik untuk setia pada ideologi Pancasila dan konstitusi.
Seperti diketahui, ada sejumlah elite negara yang menyuarakan pentingnya penundaan pemilu. Misalnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan yang mengeklaim sebuah data yang menunjukkan 110 juta akun media sosial masyarakat Indonesia ingin menunda pemilu.
Wacana penundaan pemilu juga disuarakan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, diikuti oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.
“Skala prioritas saat ini adalah bergotong royong membantu rakyat terutama recovery ekonomi akibat pandemi. Wacana penundaan Pemilu menciptakan persoalan ketata negaraan yang tidak perlu,” ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (19/3) malam.
Lakon Satra Jendra sengaja dipilih sebagai pengingat kader PDIP bahwa politik kekuasaan yang dijalankan dengan mengedepankan moral, kebenaran, dan juga setia pada tatanan pemerintahan yang baik.
Hasto menceritakan lakon ini menampilkan tokoh Begawan Wisrawa, sosok teruji dan memiliki daya spiritualitas yang begitu tinggi, begitu bijak, dan mampu menjadi pengayom. Namun dalam seluruh keistimewaannya itu, Begawan Wisrawa tetaplah manusia biasa, yang seringkali tidak berdaya oleh bujuk rayu kekuasaan.
“Sastra Jendra menjadi bingkai modal untuk tidak menyalahgunakan kekuasaan,” jelas Hasto.