Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah Resmi Diluncurkan
Persoalan lainnya timbul karena tercampurnya sampah organik dan sampah anorganik sehingga menimbulkan kesulitan baru untuk mengelolanya.
Melihat profil pengelolaan sampah nasional, sumber sampah yang utama dihasilkan dari rumah tangga sebesar 36%.
Selanjutnya pasar serta perniagaan memberikan kontribusi timbulan sampah sebesar 38% dan sisanya 26% berasal dari kawasan, perkantoran dan fasilitas publik.
Vivien menekankan, pengelolaan sampah di sumbernya menjadi sangat penting untuk mengurangi beban pengelolaan di hilir.
“Untuk itu perlu ada euforia revolusi mental pengelolaan sampah dengan merubah perilaku. Kita tidak boleh terus menggantungkan kepada petugas kebersihan dan pemulung. Kita juga harus mengambil tanggung jawab untuk menjaga kebersihan mulai dari diri sendiri, mulai dari rumah sendiri dengan menerapkan prinsip mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah (Prinsip 3R: reduce, reuse dan recycle) di tempat masing-masing,” tegas Vivien.
Dalam menjalankannya, komitmen yang kuat baik dari pemerintah, dunia usaha, masyarakat dan komunitas sangat diperlukan.
“Peran pemerintah daerah dan dunia usaha untuk mendukung gerakan ini menjadi sangat penting. Pemerintah daerah dihimbau dapat menyediakan pengangkutan terpilah atau terjadwal untuk sampah yang dapat dikompos, didaur-ulang maupun residu. Sementara itu dunia usaha sudah mulai mendesain kemasan yang dapat didaur ulang dan tidak terbuang ke TPA maupun lingkungan,” ujar Vivien.
Vivien pun mengimbau gerakan bersama mengelola sampah segera dimulai dari diri kita sendiri, dimulai saat ini, untuk menjaga keberlanjutan kehidupan di masa datang.