Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Giliran Guru Wanita Dituding Cabuli Muridnya

Rabu, 14 Mei 2014 – 05:35 WIB
Giliran Guru Wanita Dituding Cabuli Muridnya - JPNN.COM

jpnn.com - JAKARTA - Pelecehan seksual yang terjadi di lembaga pendidikan internasional di Jakarta kembali terulang. Bahkan, kali ini aksi tidak senonoh itu menimpa murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Korbannya balita berinisial L (berusia 3,5 tahun) yang bersekolah di PAUD Saint Monica Jakarta, Jakarta Utara. Kasus itu pun dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Selasa (13/5).  
     
Dalam pelaporannya ke polisi, ibu korban berinisial B menjelaskan kalau putranya mengaku dilecehkan oleh seorang guru di sekolahnya. L mengaku kepada ibundanya kalau duburnya dicolok-colok dengan tangan oleh guru tarinya yang berinisial Miss S.

”Anak saya sering kesakitan saat diceboki usai buang air besar,” terangnya saat melapor ke Polda Metro Jaya.      

Kekerasan seksual yang diterima putranya keduanya itu, menurut B juga diduga terjadi saat sang anak tengah mengikuti ekstrakulikuler dance. Kegiatan ekskul itu biasanya digelar setiap Selasa di sekolah elite yang berlokasi di kawasan Sunter, Jakarta Utara tersebut. ”Anak saya sekolah hanya tiga kali satu minggu. Senin, Rabu dan Jumat,” ungkapnya juga.
     
”Anaknya setiap sekolah hanya 2 jam setiap harinya. Sedangkan untuk kegiatan ekskul satu jam setiap Selasa saja,” cetusnya juga. Setelah mendapat pengakuan dari putranya,  B lantas melakukan pemeriksaan ke RSCM.

Hasilnya, ditemukan kalau dubur sang anak memang terluka akibat kekerasan benda tumpul. Ibu dua anak itu juga mengaku, perubahan perilaku anak keduanya tersebut sudah terjadi sejak 6 bulan lalu.

”Dia mengeluh sakit di anusnya. Tapi saya masih menganggapnya biasa saja. Baru tiga bulan terakhir ini ada perubahan yang cukup drastis. Anak saya tidak mau memakai celana karena sakit katanya. Dia juga tidak mau sekolah,” ungkapnya lagi. Saat itulah, B curiga terhadap perubahan yang terjadi pada sang anak. Akhirnya, L bercerita kepada sang ibu kalau dirinya diperlakukan tidak senonoh oleh gurunya.
     
Mendapatkan laporan itu, B langsung menghubungi pihak sekolah. Namun, dirinya malah mendapat bantahan dari pihak sekolah yang menyatakan tidak mungkin guru Saint Monica Jakarta melakukan perbuatan tidak senonoh tersebut. Mendapat bantahan dari sekolah itu, B lantas mencari informasi terkait nama-nama guru yang mengajar putranya tersebut.
     
”Saya akhirnya mendapat foto-foto guru yang mengajar anak saya di PAUD Saint Monica. Dari tiga foto, anak saya menunjuk Miss S,” ungkapnya juga. Dia juga mengatakan, sekolah terkesan menutupi kasus itu meski dirinya menunjukan hasil pemeriksaan RSCM.


Karena tidak ada tanggapan dari Saint Monica, maka B melaporkan kasus itu ke Polda Metro Jaya. ”Apalagi anak saya juga tidak mau sekolah lagi. Pihak sekolahnya tidak mau berkomentar. Maka kasus ini saya laporkan ke polisi,” cetusnya juga. Sementara itu pengacara keluarga korban, Muhammad Yahya Rasyid menegaskan kalau anak kliennya yang masih berusia 3,5 tahun mengalami trauma akibat kekerasan seksual tersebut. Bahkan, saat L dipindahkan ke sekolah lain bocah itu juga tidak mau sekolah.

”Keluarga sudah mencoba mengantar L ke sekolah yang baru. Tapi baru mendengar kata sekolah dia langsung menangis,” ujarnya. Dia berharap dengan laporan ke Polda Metro Jaya, pihaknya berharap pelaku kekerasan seksual terhadap anak kliennya segera ditangkap. Dia juga berharap polisi mencari tahu motif guru berkelamin perempuan melakukan perbuatan tercela tersebut. Apalagi, ujar Muhamad juga, kliennya membayar mahal agar anaknya bersekolah di Saint Monica Jakarta.
     
”Klien saya bayar setiap bulannya di PAUD itu Rp 2 juta. Biaya itu cukup mahal untuk sekolah PAUD. Apalagi klien saya berpikir dengan membayar mahal agar anaknya aman dan nyaman bersekolah. Namun kenyataannya malah rusak,” cetusnya juga. Apalagi, ungkap Muhamad juga, selama bersekolah di PAUD Saint Monica orangtua maupun pengasuh tidak boleh masuk. Apalagi diperkenankan melihat kegiatan murid-murid PAUD.

JAKARTA - Pelecehan seksual yang terjadi di lembaga pendidikan internasional di Jakarta kembali terulang. Bahkan, kali ini aksi tidak senonoh itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close