Golkar DKI Cabut Dukungan ke Bamsoet, Wasekjen Era Ical Bilang Begini
"Belum pemilihan, para kader baru memberikan dukungan saja sudah ditekan-tekan. Ini tanda kepemimpinan di partai saat ini tak suka riak demokrasi di internal partai. Padahal, partai Golkar adalah partai yang terbuka, demokratis dan sangat menghargai pendapat para kadernya," ujar Devi.
BACA JUGA: Golkar se-DKI Jakarta Batal Dukung Bamsoet jadi Ketua Umum
Bahkan, Devi juga menilai peristiwa tersebut (pencabutan dukungan) sebagai bentuk tirani dari kepemimpinan partai hari ini di tengah keterpurukan partai. Keterpurukan tersebut, menurut Devi, ditandai oleh penurunan jumlah kursi Di DPR RI.
Dalam konteks tersebut, menurut Devi, seharusnya DPP segera menggelar Rapimnas untuk mengevaluasi kinerja partai paska pileg dan pilpres. Jangan hanya memikirkan mempertahankan kekuasaan saja. Praktik tersebut tentu bertolak belakang dari ruh partai sejak berbenah paska kepemimpinan Orde Baru.
BACA JUGA: Peserta Gowes Nusantara 2019 di Wonosobo Membeludak
"Saya kira biarlah para kader bebas menyatakan ekspresinya, termasuk dukung-mendukung menyikapi munas. Dengan begitu, justru akan membuka pintu peluang bagi para kader terbaik partai untuk ikut berkompetisi. Dan ini akan menguntungkan partai itu sendiri," lanjutnya.
Devi berharap, Partai Golkar ke depannya perlu pemimpin yang demokratis, tidak birokratis dan mau mendengar serta memahami para anggotanya. Devi menilai hal itu ada pada Bambang Soesatyo, seorang kader yang terlahir dari masyarakat biasa.(jpg/jpnn)