Gowes Malam di Bundaran Senayan, Tersentuh Tukang Pijat Bersepeda Berpelantang Pengajian
“Ning kampung ndak duwe omah (di kampung tak punya rumah, red),” tuturnya. Di perantauan pun dia tak punya rumah.
Kini Mulyono menyambung hidupnya di Jakarta dengan menjalani profesi tukang pijat. Namun, pandemi penyakit virus corona 2019 (Covid-19) membuatnya kesulitan menjalankan profesinya.
“Aku gak laku wisan (sudah tidak laku, red). Orang ketakutan,” ucapnya.
Oleh karena itu, selama tiga bulan ini Mulyono mengandalkan belas kasihan dari orang lain. “Aku ndek hari-harine ndoain yang kasih semuanya. Wis salat doai (Aku setiap hari mendoakan semua yang memberi. Sehabis solat mendoakan, red),” sambungnya.
Misbakhun pun merasa tersentuh dengan Mulyono. Mantan amtenar Ditjen Pajak yang banting setir menjadi politikus itu menyebut pertemuan singkat tersebut justru penuh makna.
“Dalam perjalanan hidup, kita tidak akan pernah tahu akan bertemu dengan siapa saja. Yang pasti dalam setiap pertemuan dengan siapa pun kita harus bisa memberikan kebaikan kita untuk orang lain. Kebaikan yang menjadi kenangan akan melekat sepanjang perjalanan hidup,” katanya.(jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?