Gubernur Lampung Surati Presiden Jokowi Lantaran Harga Singkong Anjlok
jpnn.com - GUNUNGSUGIH - Petani singkong di Lampung mejerit. Itu terjadi setelah pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan impor tepung tapioka. Akibatnya, harga singkong di Lampung terjun bebas.
Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo langsung menindaklanjuti keluhan petani dengan berkirim surat ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam suratnya tertanggal 16 September itu, Gubernur secara tegas meminta agar pemerintah menghentikan atau mengurangi impor tepung tapioka guna menjaga stabilitas harga singkong.
Gubernur juga meminta agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung diberi kewenangan menentukan harga dasar singkong. Tak hanya itu, Ridho juga meminta agar pusat mendukung pengembangan diversifikasi olahan ubi kayu.
“Harga ubi kayu di Lampung mencapai Rp500 per kilogram. Sementara harga selayaknya diterima petani Rp800 perkilogram. Hal ini mengakibatkan petani merugi,” tulis Gubernur dalam suratnya seperti diberitakan Radar Lampung (Jawa Pos Group) hari ini (19/9).
Sementara, dari data Badan Pusat Statistik, tahun 2015 produksi singkong Lampung tembus 7,38 juta ton. Angka Ramalan I (Aram) 2016 diperkirakan 7,82 juta ton. “Produksi ini menempati peringkat pertama nasional dengan luas panen 298.299 hektare Aram I 2016 melibatkan 497.165 petani,” kata Gubernur.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, menanggapi permintaan Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo tersebut. Enggartiasto menyatakan segera mempelajarinya. Menurut Enggar-sapaan akrab Enggartiasto Lukita- masalah penentuan harga singkong selama ini belum diatur.
"Kita akan melakukan pembahasan dengan menteri pertanian. Memang selama ini tidak diatur. Kita akan atur bagaimana bisa berjalan seperti hal yang sudah kita lakukan dengan beras dan jagung," katanya di Lampung Tengah (Lamteng) kemarin.