Gunung Marapi Masih Waspada, Sudah Berapa Kali Meletus? Ini Datanya
Selanjutnya, Marapi juga meletus dalam skala kecil pada tahun 1855,1856, 1861, dan 1863. Di tahun 1871, terjadi letusan yang cukup menyita perhatian, sebab dampak letusan itu disebutkan menyebabkan hujan abu dengan intensitas cukup tebal hingga mencapai wilayah Bukittinggi. 4 April 1876, awan asap besar terlihat.
Aktivitas Marapi dilaporkan meningkat sejak saat itu, pada bulan Agustus, satu bongkah lava sebesar 10-12 Meter Kubik terlempar ke udara sejauh 280 meter. Periode Agustus-Desember ini, aktifitas Marapi sangat tinggi sebab sering teramati letusan lava dan abu.
Berikutnya, pada 1878 tepatnya di bulan Desember, terdengar gemuruh selama 10 menit. Di tahun 1883, Marapi kembali erupsi, kali ini terjadi letusan abu dalam skala kecil.
Begitupun di tahun 1885, terlihat asap kembali mengepul dari puncak. 31 Maret 1886, terjadi letusan besar. Suara gemuruh dari kepundan terdengar sebanyak lima kali.
Akibat dari letusan ini, Sumpu dan Simawang dihantam hujan abu. Dua tahun kemudian, tepatnya 19-20 Februari 1888, terjadi letusan stromboli. Ini cukup besar, sebab abu letusannya mengepung sampai ke wilayah Tiku Agam selama dua jam.
Lalu, periode selanjutnya hingga tahun 1913 tak diketahui, sebab tak ada keterangan tentang aktifitas Marapi.
Tahun 1916, tepatnya 5 Mei pukul 14.30-14.44 wib dan 7 Mei pukul 13.14 wib kembali terdengar suara gemuruh.
Setahun berikutnya, Marapi mengamuk hebat. Tanggal 16 September 1917, letusan besar terjadi, hujan abu dilaporkan mendera Bukittinggi.