Gunung Marapi Masih Waspada, Sudah Berapa Kali Meletus? Ini Datanya
Pada 8 Maret 1918 kembali terjadi letusan. Dua hari selanjutnya, seorang ahli asal Belanda yang bernama Justesen, melihat jika dasar kawah berwarna merah darah disertai kepulan asap warna biru.
Berikutnya, 1919, terjadi ledakan kuat. Disebutkan, ada sebongkah lava terlempar ke arah barat daya.
Pada 1925, tepatnya 12-13 April, aktifitas vulkanik Marapi kembali meningkat ditandai dengan munculnya sumbat lava dari dasar kawah. Lalu, di tahun 1927, serentetan letusan yang mengeluarkan abu hitam tebal berbentuk kembang kol terjadi dengan hebatnya.
Tinggi asap mencapai 2-3 km yang mengakibatkan Padang Panjang terkena hujan abu. Selanjutnya hingga tahun 1951, beberapa kali tercatat peningkatan aktifitas Marapi dengan mengeluarkan berbagai letusan dengan skala kecil yang diikuti dengan gempa.
Tahun 1952, Marapi kembali erupsi dengan dahsyat, tepatnya tanggal 29 Mei-6 Juni, letusan abu berbentuk cendawan dengan ketinggian mencapai 2-3 km mengakibatkan wilayah Padang Panjang terkena hujan abu.
Pada tanggal 7-14 Juni letusannya berangsur melemah. Kemungkinan, letusan di tahun inilah yang menjadi salah satu letusan terbesar yang tercatat selama sejarah Marapi.
Setelahnya, letusan eksplosif kembali terjadi pada 26-28 Maret 1975, yang disertai dengan suara gemuruh dan lontaran material lava pojar yang terjadi pada kawah. Tinggi asap berkisar antara 1000-1500 meter, hujan abu menyentuh Batu Sangkar.
Begitupun pada tahun 1977, letusan juga terjadi hingga mengeluarkan asap putih tebal setinggi 1000 meter.