Gunung Slamet Bergemuruh, Warga Diminta Jangan Panik
"Terakhir terdengar sekitar pukul 20.00. Padahal cuaca sedang tidak hujan," katanya.
Ardi mengatakan, daripada aktivitas Gunung Slamet, dia lebih mengkhawatirkan bencana lain seperti tanah longsor. Karena curah hujan masih cukup tinggi.
"Yang jelas warga memang panik karena bencana bisa datang kapan saja," katanya.
Meski demikian, peningkatan aktivitas Gunung Slamet diakui BPBD Banyumas. Berdasarkan laporan rutin yang diterima dari posko Gambuhan, peningkatan aktivitas Gunung Slamet terjadi di wilayah puncak berupa gempa hembusan.
Frekuensi gempa hembusan sejuah ini masih bersifat fluktuatif, berkisar di angka 600-1.000 kali gempa hembusan per harinya. Meski demikian, belum ada peningkatan aktivitas Gunung Slamet. Warga masih diimbau untuk tidak melakukan kegiatan di radius 2 kilometer dari puncak.
"Statusnya masih waspada, walaupun terjadi peningkatan aktivitas di puncak Gunung Slamet," ujar Kepala BPBD Banyumas Prasetyo Budi Widodo.
Dijelaskan, gempa tektonik memang sempat terjadi di wilayah Utara bagian Barat Gunung Slamet. Namun tidak akan mempengaruhi aktivitas gunung secara langsung, karena gempa tektonik lebih disebabkan pergeseran lempeng.
"Kalau gempa vulkanik, baru gempa yang disebabkan akibat aktivitas gunung yang masih aktif," jelasnya.(bay/sus/jpnn)