Guru Besar FKM UI: Kebakaran di Museum Nasional Seharusnya Tidak Berdampak Besar
“Untuk obvitnas (objek vital nasional) sebaiknya sistem proteksi kebarakarannya khusus, mulai dari pendeteksi apinya yang terintegrasi dengan kantor pemadam kebakaran. Sehingga ketika terdeteksi api yang masih awal dapat segera terpadamkan,” ungkap Prof Fatma Lestari.
Keempat ialah adanya Emergency Respons Team yang ada di gedung tersebut. Jika sudah ada harus diperkuat sehingga ketika api masih kecil bisa dipadamkan.
Kemudian terakhir atau kelima adalah implementasi CSMS (contractor safety manajemen system). Mengingat kebakaran ini diduga dari bedeng tukang pekerja bangunan yang melakukan renovasi.
"Maka menurut saya Contractor Safety Manajemeng System harus diimplementasikan. Ketika vendor mulai bekerja di obvitnas atau pun gedung-gedung penting lainnya itu harus ada komitmen terhadap K3 terlebih dahulu," katanya.
“Yang namanya mengundang tamu/orang bekerja di tempat kita maka harus dipastikan bahwa vendor tersebut menerapkan K3. Karena kalau tidak yang terkena dampaknya adalah tuan rumah/ pemilik gedung,” sambung guru besar yang juga kepala Pusat Pengembangan Risiko Bencana UI.
Perencanaan dan perlakuan untuk Museum Nasional itu khusus, mengingat banyak simpanan barang-barang bersejarah.
Tujuan lainnya ialah agar tidak merusak benda-benda bersejarah, tidak boleh sisa proteksi kebakaran mengandung air karena itu akan merusak benda-benda bersejarah.
Profesor Fatma menegaskan bahwa di Museum Nasional harus ada unit Keselamatan Kerja, Kesehatan, dan Lingkungan (K3L)/HSE (Health, Safety, and Environment).