Guru Besar FKM UI: Kebakaran di Museum Nasional Seharusnya Tidak Berdampak Besar
Maka dengan adanya unit tersebut tentunya semua program K3 dapat dijalankan.
"Mulai dari kaji risiko, keberadaan tim tanggap darurat, adanya tim yang mengatur seluruh kebijakan dan prosedur apa yang harus dilakukan," katanya.
Sehingga akhirnya akan seperti di perusahaan yang memiliki program misalnya fire drill, inspeksi ke seluruh bangunan termasuk ke sistem kelistrikan untuk mencegah terjadinya konsleting.
“Tetapi, intinya begini, kalau sistem jika sistemnya bekerja dengan baik, ketika api kecil itu akan segera dapat terdeteksi kemudian dipadamkan,” ungkap Prof Fatma.
Jika terjadi kebakaran yang sangat besar ada dua kemungkinan. Pertama ada sistem proteksi kebakaran tapi tidak bekerja, atau tidak ada sistem proteksi kebakaran yang memang diterapkan.
Termasuk juga kesiapsiagaan dari tim tanggap darurat, harus dipertanyakan apakah mereka sudah paham apa yang harus dilakukan termasuk dan sudah melakukan pelatihan, simulasi atau tidak serta apakah ada fire drill.
“Semua ini menurut saya berawal kalau bisa semua gedung-gedung objek vital nasional dan juga gedung-gedung atau institusi dari situ program mitigasi bisa dijalankan. Dan yang paling penting kalau Jika kalau memang berasal dari kontraktror,maka ketika membawa kontraktor masuk ke dalam tempat kita untuk bekerja harus pastikan bahwa kontraktor tersebut menerapkan K3, karena kalau tidak saaat terjadi kebakaran yang rugi itu yang punya rumah,” kata Prof Fatma Lestari.
Untuk lebih memastikan penyebab dan apa yang harusnya dijadikan prioritas perbaikan ke depannya guru besar K3 FKM UI ini menunggu hasil investigasi.