Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Guru - guru di Wilayah Perbatasan, Sungguh Luar Biasa

Kamis, 29 November 2018 – 06:10 WIB
Guru - guru di Wilayah Perbatasan, Sungguh Luar Biasa - JPNN.COM
Guru di Perbatasan: (dari kiri) Marjuki, Rustiningsih, Hidayati, dan Harcungcung. Foto: Mesya/JPNN.com

Sebenarnya, cita-cita Marjuki adalah menjadi seorang insinyur. Namun, nasib berkata lain. Keprihatinannya terhadap siswa berkebutuhan khusus mengalahkan hasratnya.

Dia memilih mendalami pendidikan sekolah luar biasa. Marjuki yang hidup jauh dari keluarga ini terbukti bisa membuat metode pembelajaran di SLB semakin menarik.

Kisah mengharukan dialami Harcungcung. Juara I lomba tata rias tradisional tingkat nasional 2018 ini bisa menang lewat alis tanduk Tidung. Awalnya, Harcungcung menjadi guru honorer di SDN Sebatik. Sembilan tahun lamanya dia menjadi honorer dengan harapan bisa diangkat jadi guru PNS.

Walaupun mengajar di SD, Harcungcung yang lahir di Malaysia 31 tahun lalu itu lebih tertarik pada dunia tata rias.

Apalagi sejak usia 16 tahun, anak TKI dari Taiwan ini sudah senang merias. Bagi Harcungcung menata rias adalah cara mudah untuk mendapatkan uang.

Tahun 2015, Harcungcung dihadapkan dengan salah satu pilihan. Apakah tetap menjadi guru honorer atau memilih ke pendidikan non formal (instruktur lembaga pendidikan/kursus). Perang batin Harcungcung akhirnya berakhir setelah dia memilih menjadi instruktur.

Pilihannya tidak salah, karena sejak 2015 Harcungcung banyak mengikuti kompetisi tata rias. Dan yang spektakuler saat dia terpilih sebagai juara I lomba tata rias tradisional dalam kompetisi tingkat nasional yang dihelat Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2018.

Berkat prestasinya itu Harcungcung bisa terbang ke Jerman bersama guru-guru berprestasi lainnya. Ada satu visi Harcungcung, dia ingin membuktikan, walaupun tinggal di wilayah perbatasan, tapi prestasi mereka tidak terbatas. Walaupun penuh keterbatasan sarana prasarana tapi ide dan inovasi tidak terbatas. (esy/jpnn)

Para guru yang bertugas di wilayah perbatasan tetap semangat, mengembangkan inovasi demi kemajuan dunia pendidikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close