Guru Honorer Tewas pada Malam Takbiran, Ketua PGRI: Jangan-Jangan Ada Pesan Tuhan
jpnn.com, JAKARTA - Keluarga besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sedang berduka. Salah satu guru honorer di Sukabumi, Edi Hermawan, meninggal dunia akibat dibunuh pada malam takbiran lalu (12/5).
"Ini kisah tragis seorang aparatur pendidikan harus wafat di penghujung bulan suci Ramadan," kata Ketua Pengurus Besar PGRI Dudung Nurullah Koswara melalui layanan pesan kepada JPNN.com, Minggu (16/5).
Dudung enggan mengomentari kasus hukum dalam kematian pahlawan tanpa tanda jasa itu. Namun, dia meyakini Tuhan sedang menyampaikan pesan melalui peristiwa itu.
"Saya coba berpikir subjektif, jangan-jangan ada pesan Tuhan dalam kematian Edi Hermawan," ujar Dudung.
Menurut Dudung, bisa saja Tuhan sedang mengingatkan pemerintah pusat dan pemda lebih serius dalam melindungi para guru honorer. Sebab, selama ini para guru honorer hanya dituntut mengabdi tetapi tidak dilindungi secara fisik, psikis dan finansial.
"Segera afirmasi para guru honorer yang sudah lama mengabdi menjadi ASN baik PPPK dan CPNS," tegasnya.
Dudung juga meyakini Tuhan sedang mengingatkan masyarakat dan semua pihak terkait tidak mendiskriminasi entitas guru honorer. Guru, katanya, merupakan pahlawan pendidikan yang punya jasa luar biasa.
"Bukankah kita kekurangan guru PNS? Kalau tidak ada guru honorer anak didik mau diajar siapa?" katanya.