Gus AMI Membagi Manakib Gus Dur dalam Tiga Episode
Ketika Gus Dur menjadi Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU), NU diserang banyak pihak, NU dibilang lelet, lamban, ketinggalan zaman, kritik itu datang dari perguruan tinggi dan Islam alternatif.
Bahkan, banyak tokoh-tokoh NU yang ikut terlibat menjelek-jelekan NU, hanya ingin mendapatkan jabatan dari pemerintah.
"Gus Dur memahami kritik tersebut, realitasnya memang orang-orang NU jauh tertinggal. Namun, Gus Dur tidak pernah sekalipun mencaci, mengkritik. Beliau justru membuat gerakan reformulasi NU dengan mencanangkan kembali ke khitah 1926," tutur Gus AMI.
Melalui gerakan kembali ke khitah, ungkap Gus AMI, Gus Dur mentransformasi, merevitalisasi nilai-nilai, baik cara berpikir maupun berbuat.
Gus Dur pun tidak pernah menyepelekan fakta-fakta, realitas dengan penuh kesabaran.
"Pernah saya berpidato dengan penuh semangat. Namun begitu Gus Dur pidato semua diluruskan, PKB kata Gus Dur tempat orang baik-baik, juga menjadi tempat orang yang ingin menjadi baik," katanya.
Gus Dur, ungkap Gus AMI, dalam pribadinya tidak pernah merasa lebih baik dari orang lain.
Sangat santun kepada orang kecil, taat kepada orang tua.