Gus Dur Sakit, Rapat Persiapan di RS
Ditulis Oleh Wartawan Jawa Pos Dian WahyudiSelasa, 15 September 2009 – 08:58 WIB
"Perias pengantinnya sampai bilang, kalau kakak dan adiknya dulu sama-sama manut, dikongkon ngene dikongkon ngono nurut (disuruh pakai apa pun selalu mengikuti, Red), kalau pengantin yang ini agak rewel," ujar Yenny lantas tertawa. Sebagaimana halnya kakaknya, Alissa Qotrunanda, dan adiknya, Anita Hayatunnufus, yang lebih dulu menikah, pernikahan Yenny juga menggunakan perias ternama Tien Santoso. Perempuan 29 tahun yang juga dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tersebut menyediakan sebagian besar baju dan aksesori kedua mempelai.
"Hanya satu baju yang pakai desainer. Itu pun dipinjami," ungkap mantan staf khusus Presiden SBY bidang komunikasi politik tersebut. Dengan alasan ikut berpartisipasi, desainer Amy Atmanto bersedia meminjamkan beberapa bajunya untuk prosesi akad nikah.
Yenny merasa beruntung karena banyak anggota keluarga maupun teman yang bersedia membantu persiapan pernikahannya. Mulai membantu mengurus gedung untuk resepsi, pembuatan undangan, dan hal-hal teknis lainnya. "Saya sampai kebanjiran tawaran bantuan. Alhamdulillah, semua dimudahkan," ujar alumnus Harvard University, AS, tersebut.
Meski hanya bersifat mengoordinasi, Yenny dan Farisi juga kerap terlibat dalam rapat panitia persiapan pesta. "Yang paling sering rapat di sini (di rumah sakit, Red)," kata Yenny. Sambil menunggui Gus Dur, kerabat atau teman-teman Yenny yang terlibat persiapan pernikahan biasa berkumpul di depan kamar rawat inap Gus Dur untuk pematangan dan koordinasi.