Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Gusur Topeng Monyet, Jokowi Menyusahkan Rakyat Kecil

Kamis, 24 Oktober 2013 – 13:37 WIB
Gusur Topeng Monyet, Jokowi Menyusahkan Rakyat Kecil - JPNN.COM

jpnn.com - JAKARTA - Kebijakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membersihkan ibu kota dari topeng monyet dikritik oleh politisi Partai Demokrat, Ramadhan Pohan. Rencana tersebut dinilai akan mematikan mata pencaharian para pengamen topeng monyet yang notabene masyarakat kelas bawah.

"Jokowi berlebihan, karena kalau dengan cara itu topeng monyet akan punah, seolah-olah dia (topeng monyet) barang yang rusak," kata Ramadhan Pohan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/10).

Menurut Ramadhan, keberadaan topeng monyet tidak menggangu ketertiban umum. Ia menilai, pembersihan topeng monyet tidak akan memberikan manfaat apa-apa kepada masyarakat. Tetapi justru akan menghilangkan salah satu hiburan bagi rakyat kecil dan mata pencaharian bagi penampilnya.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI itu mengingatkan Jokowi bahwa keberhasilannya sebagai kepala daerah berkat dukungan masyarakat kelas bawah. Maka, sambungnya, tidak etis jika sekarang Jokowi membuat kebijakan yang hanya menyusahkan mereka.

Lebih lanjut Ramadhan berharap Jokowi mau mempertimbangkan lagi kebijakan penghapusan topeng monyet. Sang gubernur diminta mencari solusi yang lebih arif seperti membangun tempat khusus bagi pertunjukan topeng monyet.

"Mestinya beliau (Jokowi) menjaga hati rakyat," tandasnya.

Seperti diberitakan, Jokowi ingin membersihkan topeng monyet dari Jakarta karena tiga alasan. Pertama, monyet adalah hewan langka yang dilindungi dan wajib dikembalikan ke habitatnya di hutan belantara.

Alasan kedua, pertunjukan topeng monyet dianggap sebagai penyiksaan terhadap hewan. Menurut Jokowi, masalah ini menjadi sorotan dan mendapat protes dari dunia internasional.

JAKARTA - Kebijakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membersihkan ibu kota dari topeng monyet dikritik oleh politisi Partai Demokrat, Ramadhan Pohan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News