Hadiri Forum Parlemen Perempuan Dunia di Rwanda, Puan Bilang Begini
Salah satunya terkait perspektif gender dalam rancangan resolusi di hadapan Komite Tetap untuk Perdamaian dan Keamanan Internasional dengan judul ‘memikirkan kembali dan membingkai ulang pendekatan terhadap proses perdamaian dengan tujuan untuk membina perdamaian yang langgeng’.
“Dan draf resolusi di hadapan Komite Tetap Pembangunan Berkelanjutan yang berjudul Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai enabler untuk sektor pendidikan, termasuk di masa pandemi Covid-19,” ujar Puan.
Forum Perempuan Anggota Parlemen di Bali pun memuat diskusi tentang pengalaman parlemen dalam mempromosikan kesehatan perempuan, anak-anak, dan remaja di masa pandemi Covid-19 serta pemulihan pandemi yang sangat penting.
Dari diskusi itu, kata Puan, anggota forum sepakat mengajak perempuan dan anak perempuan agar terlibat dalam desain dan pemberian layanan kesehatan serta diberdayakan untuk menuntut hak mereka atas kesehatan.
“Kami juga berbagi strategi dan praktik yang baik untuk pemulihan pasca-Covid yang memprioritaskan kesehatan, hak seksual dan reproduksi serta meningkatkan akses ke layanan kesehatan untuk semua,” ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Sidang IPU ke-144 sendiri telah mengadopsi item darurat berjudul ‘Resolusi damai perang di Ukraina, menghormati hukum internasional, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan integritas teritorial’.
Untuk item darurat itu, Forum Anggota Parlemen Perempuan telah berkontribusi dengan membuat rekomendasi kuat mengenai Gugus Tugas yang dibuat setelah item darurat.
“Agar komposisinya seimbang gender dan termasuk negara-negara yang tidak memiliki kepentingan tinggi dalam konflik,” terang Puan.