Hadiri IPU Parliamentary Forum, Putu BKSAP Tagih Implementasi Dana Perubahan Iklim
Selain itu, delegasi BKSAP DPR RI juga mengangkat isu aksi perubahan iklim. Dia mengatakan adaptasi perubahan iklim ini harus betul-betul dilakukan secara maksimal.
Dia berharap semua pihak menyadari bahwa perubahan iklim ada isu yang nyata, sehingga langkah mitigasi serta adaptasi perlu dilakukan. Sebab, masalah lingkungan itu bisa berdampak pada gagalnya hasil pertanian yang berujung terganggunya ketahanan pangan suatu negara.
Saat membahas isu climate change itu, Putu mewakili Parlemen Indonesia melakukan intervensi terkait mitigasi dan adaptasi terhadap isu perubahan iklim.
"Kami sampaikan bahwa minimal ada dua poin dalam adaptasi perubahan iklim ini, bagaimana kita melakukan strategi komprehensif dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim,” ungkap anggota Inter-Parliamentary Union (IPU) untuk Pembangunan Berkelanjutan tersebut.
Kedua, kata Putu, bagaimana memastikan pendanaan perubahan iklim agar secara komprehensif tersedia dan dikontribusikan oleh berbagai negara, khususnya negara-negara maju yang telah melakukan komitmen mendukung USD 100 miliar tiap tahun untuk mendukung negara-negara berkembang dan negara miskin dengan pembangunan yang masih sangat terbatas.
"Komitmen negara maju sudah dipastikan dengan nilai minimal 100 miliar dolar per tahun. Namun, sampai saat ini, justru komitmen itu belum terwujud dan kami tegaskan agar yang sudah dijanjikan itu harus segera ditepati,” kata Putu.
Legislator asal Bali itu menerangkan bahwa kebutuhan untuk pendanaan perubahan iklim yang didukung oleh negara maju kepada negara berkembang dan negara miskin, terus meningkat dan perlu pendanaan yang sangat besar dan telah dibahas di COP28 Dubai, UAE.
Menurut dia, kebutuhan dana itu tidak lagi dalam nilai miliar US dollar, tetapi telah mencapai triliunan US dollar, sehingga komitmen negara-negara kaya/maju harus segera direalisasikan.