Hanoman Sikh
Oleh Dahlan IskanSetiap malam orang-orang dewasa melakukan terbangan --dengan nada yang mendayu-dayu. Dengan alat musik yang disebut terbang --gendang pipih yang lingkarannya besar sekali. Lebih besar dari orang duduk.
Penerbangnya --orang yang memukul terbang-- kadang tertidur dengan kepala tersandar di terbang.
Kami juga sering melagukan barzanji. Yang kalau sampai tahap asrakal nadanya kian cepat --kian nge-beat.
Kalau ada orang mati, tujuh malam kami bertahlil dengan aneka nada. Saat mengucapkan asmaulhusna nadanya beda dengan saat melafalkan Ayat Kursi.
Begitu gembiranya kami menjalankan agama saat itu.
Adakah itu karena Islam masuk ke Indonesia lewat pedagang dari Gujarat, India?
Di India, sekarang ini, saya mengikuti ritual berbagai agama dan aliran --oh ini yang kian hilang di Indonesia.(***)