Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Hanya Piyama di Badan Yang Terselamatkan

Selasa, 12 Agustus 2014 – 07:09 WIB
Hanya Piyama di Badan Yang Terselamatkan - JPNN.COM

Setelah berhasil keluar rumah, pemadam kebakaran, kata Johnny, baru datang 30 menit kemudian. Alhasil seluruh bangunan telah rata dengan tanah. Padahal pos pemadam kebakaran hanya berjarak lima menit dari kediamannya. Selain itu dari empat mobil pemadam yang biasanya berada di pos tersebut, hanya satu unit yang didatangkan ke lokasi kebakaran.

“Jadi dalam 20 menit, itu semuanya sudah habis terbakar. Makanya, saya sangat sayangkan pemadam kebakaran datang terlambat dan tak professional. Api kelihatannya berasal dari kamar pembantu, di bagian belakang. Tapi dia nggak ada. Cuma biasanya kipas angin memang selalu hidup,” ujar pria yang terlihat mengenakan kaos hitam dan celana pendek putih bergaris-garis ini.

Akibat kebakaran, Johnny mengaku sedikitnya mengalami kerugian sekitar Rp3,5 miliar. Namun bukan nilai materinya yang ia sedihkan. “Saya khawatir psikologi anak sama istri. Nah yang ketiga semua surat-surat habis, tanah, sim dan lain-lain. Belum lagi visa anak saya yang kuliah di Jerman, juga ikut terbakar. Kebetulan ia tengah pulang liburan kuliah dan tanggal 14 Agustus ini akan kembali ke Jerman. Itu anak saya yang nomor dua. Jadi dengan kebakaran ini, kita sepertinya kembali seperti berumah tangga baru. Artinya besok lusa kita mulai dari awal beli piring, sendok, gelas dan perabotan rumah tangga lain,” katanya.

Dengan peristiwa ini, Johnny mengaku kemungkinan untuk sementara akan tinggal di salah satu rumah tetangga yang dipinjamkan. Atau tinggal di kompleks perumahan DPR RI.

“Sebenarnya rumah sudah mau kita renovasi. Gambarnya sudah ada, hanya tinggal menunggu musim hujan usai. Tapi begitulah, cobaan tidak pernah kita tahu kapan datangnya. Mungkin ini maknanya kita harus tetap bersyukur sama Tuhan. Biarlah ini sebuah masalah terbesar bagi saya dalam hidup ini. Jangan datang lagi-lah,” katanya. (gir/jpnn)

JONNY  Buyung Saragih tak mampu menahan kesedihannya tatkala menatap puing-puing rumah yang ia diami selama sepuluh tahun terakhir, rata dengan

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News