Harapan Anang Noegroho Bappenas Saat Festival Kabupaten Lestari
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mendukung kegiatan Festival ke-3 Kabupaten Lestari yang digelar di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Acara yang digelar secara virtual ini digelar dalam rangka kegiatan tahunan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) yang merupakan kumpulan Pemerintah Kabupaten yang bermitra dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI).
Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas Anang Noegroho Setyo Moeljono mendukung upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian. Menurutnya, diperlukan kerangka regulasi agar inisiatif positif tersebut dapat direplikasi. Selain itu perlu juga disiapkan kerangka kelembagaan dan juga finansial.
“Perlu sinergi antara pemerintah pusat dan juga daerah dalam mewujudkan kesejahteraan dan juga kelestarian tersebut,” ujar Anang Noegroho dalam diskusi virtual bertajuk Obrolan Lestari, Selasa (3/11).
Hal yang sama juga disampaikan Direktur Perencanaan, Evaluasi dan Informasi Pembangunan Kementerian Dalam Negeri Nyoto Suwignyo.
Menurutnya, sudah saatnya perencanaan pembangunan dilakukan secara terbuka dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Kementerian Dalam Negeri akan berkolaborasi dengan Bapenas serta mitra lainnya untuk mendorong terwujudnya tujuan kegiatan festival tersebut.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) A. L. Leysandri mengatakan pembangunan berkelanjutan dengan mengusung konsep pertumbuhan hijau hanya akan bermakna apabila pemanfaatan sumber daya berkontribusi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat setempat dan lingkungan.
Leysandri berharap kegiatan festival ini akan makin menguatkan komitmen para pemangku kepentingan untuk terus melakukan aksi nyata dan terobosan sehingga upaya pembangunan berkelanjutan melalui berbagai bentuk pembanguan “ekonomi hijau” yang rendah emisi karbon dapat diikuti oleh peningkatan kesadaran dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mewujudkan hal tersebut, menurut Leysandri, diperlukan kerja sama multi pihak dengan memaksimalkan upaya-upaya melalui berbagai program sehingga dapat menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan melalui semangat gotong royong. Kabupaten Sintang adalah salah satu contoh dimana pengelolaan potensi hutan dikembangkan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.