Harga Jagung Meroket, Anak Buah Prabowo Meradang
jpnn.com - JAKARTA - Meroketnya harga jagung di pasaran membuat Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo, meradang. Anak buah Prabowo Subianto di Partai Gerindra itu mengkritisi buruknya data komoditas pangan yang dimiliki Kementerian Pertanian.
Kondisi tersebut belakangan dikeluhkan para peternak unggas dan pengusaha pakan ternak. Karena selain harga membeli jagung dengan harga tinggi, mereka kesulitan mendapatkan pasokan bahan baku jagung.
“Kenapa kondisi ini bisa terjadi. Kementan yakin bisa surplus jagung tahun ini. Kok tiba-tiba sekarang ada pengaruh begitu ekstrem. Tiba-tiba harga jagung naik dari Rp 2 ribu menjadi Rp 7 ribu,” kata Edhy Prabowo dalam rapat dengar pendapat dengan di Komisi IV, Selasa (2/2).
Hadir dalam forum itu Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti, Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Hasil Kementerian Pertanian, Sembiring, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Muladno, Kepala Badan Karantina Banun Harpini, hingga Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) FX Sudirman.
Karenanya, Edhy mempertanyakan data yang dimiliki Dirjen Tanaman Pangan terkait produksi jagung. Karena ketidakakuratan data tersebut dianggap sebagai penyebab langka dan mahalnya harga jagung.
“Produksi jagung yang dilaporkan ke kami kalau benar ada 20 juta ton dan bila sesuai target bisa 24 juta ton. Kebutuhan pigmill (pabrik pakan ternak) hanya 7 juta ton saja. Trus dimana jagung itu. Kenapa mahal seperti sekarang?” tanya Edhie.
Bahkan, Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan, menuding perencanaan yang dibuat Kementan, ngaco. Ia juga meragukan data yang dimiliki pemerintah sebelum membuat kebijakan.
"Sebenarnya data di lapangan itu bagaimana. Kalau datanya morat-marit kayak begini, yah perencanaan jadinya ngaco, rakyat yang jadi korban,” tegasnya.