Harga Minyak Goreng Tinggi, Rizal Ramli Sebut Pemerintah tak Punya Wibawa
jpnn.com, JAKARTA - Pakar ekonomi Rizal Ramli memantau langsung harga kebutuhan pokok di PD Pasar Jaya Kramat, Jakarta Timur.
Salah satu yang menjadi fokus Rizal, yakni peredaran dan harga minyak goreng di pasar.
"Ini sebenarnya masalah sederhana karena (minyak goreng, red) ialah barang berlimpah dan penyelesaiannya mudah. Ini bukan barang langka," ucap Rizal, Jumat (1/4).
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman tersebut mengatakan berlimpahnya minyak goreng karena Indonesia adalah eksportir CPO (Crude palm oil) atau minyak sawit terbesar di dunia dan memiliki kebun sawit terluas.
"Dahulu saya menyelesaikan kelangkaan seperti ini kurang dari satu bulan," kata dia.
Alumnus Universitas Boston itu meveritakan pada tahun 2000 ketika harga CPO naik di luar negeri lebih dari 100 persen, para penguasa mengambil jatah dalam negeri untuk diekspor lagi sehingga harga di pasar domestik juga naik di atas 100 persen.
Rizal kemudian mengambil tindakan dengan memberi ultimatum kepada para pengusaha kelapa sawit baik swasta maupu BUMN.
"Pertama jangan greedy (tamak, red) berlebihan, jangan rakus berlebihan. Semuanya sudah ada untuk pasar ekspor. Artinya, jangan jatah dalam negeri dijual ke luar," tegas dia.