Hari Kesiapsiagaan Bencana, Menko PMK: Manusia Ditugaskan Tuhan Memelihara Bumi
Secara tegas, Muhadjir bahkan memberikan pesan kepada para pejabat dan pimpinan daerah yang memiliki wilayah dengan risiko tinggi bencana untuk berhati-hati ketika hendak mengambil keputusan dalam pembangunan.
Menurutnya, pembangunan yang dilakukan jangan sampai merusak ekosistem alam di area tersebut. Para pejabat dan pimpinan daerah diminta perlu melakukan kajian yang matang dan menggunakan hati nurani dalam setiap kebijakan.
“Tidak hanya berangkat dengan akal, tetapi juga nurani. Kalau sudah kita kembali kepada nurani itu artinya kita bicara tentang kemanusiaan, kalau kita sudah bicara kemanusiaan, maka kita sudah tidak boleh melihat sekat-sekat agama, partai, etnis, atau kemarin dia milih saya atau tidak. Kalau masih ada pejabat berpikiran begitu, maka itu bagian yang dikhawatirkan oleh malaikat di dalam Al-quran tadi. Pasti ujung-ujungnya akan buat kerusakan,” ucap Muhadjir.
Pada kesempatan itu, Muhadjir juga turut meminta agar siap-siaga bencana dilakukan secara spesifik berdasarkan wilayah dan potensi bencana yang akan terjadi.
Sehingga edukasi yang diberikan dapat lebih tertanam di masyarakat. Termasuk diantaranya adalah memasukkan kurikulum kebencanaan ke dalam sekolah-sekolah yang perlu langsung menjelaskan kondisi dan potensi bencana yang dapat terjadi di area sekitar tempat tinggal siswa.
“Kalau bicara tentang bantaran sungai Bengawan Solo, maka itu pasti soal banjir. Jadi penyadarannya, edukasinya, konsentrasinya tidak usah panjang-panjang menceritakan tentang gunung meletus dan lain-lain, tetapi banjir saja,” tegas Muhadjir.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa acara puncak kegiatan HKB ini dilakukan di dua provinsi secara serentak di tujuh kabupaten/kota yang berada di Provinsi jawa Tengah dan Jawa Timur dengan melibatkan 2.950 warga.
Suharyanto menerangkan terdapat rangkaian agenda pada kegiatan tersebut, antara lain Sarasehan Masyarakat Sungai yang menghadiran para pelaku sungai di seluruh Indonesia, simulasi evakuasi yang dilakukan secara live streaming di tujuh kabupaten/kota, serta launching video pembelajaran “Desa Tangguh Bencana” dan “Panduan Rencana Kontijensi berbasis Anak”, dan buku “Masyarakat Sungai Bertutur”.