Hari Pendidikan, Ketum Tidar Aryo Djojohadikusumo: Generasi Muda Harus Pintar dan Cerdas
jpnn.com, JAKARTA - Dalam rangka memperingati hari Pendidikan Nasional, Tunas Indonesia Raya (TIDAR) organisasi sayap Partai Gerindra mengadakan event RADAR (Ragam Aktualiasi Tidar) dengan tema Pendidikan sebagai kunci generasi yang kokoh.
Ketua Umum Tidar Aryo Djojohadikusumo mengatakan, selain pendidikan formal anak muda saat ini harus mengenyam pendidikan informal. Tujuannya agar anak muda saat ini menjadi generasi yang pintar dan cerdas.
"Pendidikan formal bagi saya penting, tapi hal yang ada hubugannya dengan jadi diri kita tidak kalah penting, meskipun hari ini kita bicara tentang pendidikan sebagai kunci generasi yang kokoh, kita juga mau mengingatkan hal-hal, kan pendidikan IQ, saya juga mengingatkan jangan lupa EQ bagi anak-anak muda. komitmen ketekunan kesabaran juga engga kalah, tidak semua harus instan," kata dia.
Sementara Rektor Universitas Mahakarya Asia Ferro Ferizka mengatakan, dalam situasi dan kondisi saat ini, pendidikan tidak hanya dimaknai dengan sekolah saja.
"Pendidikan bagi saya adalah suatu proses pendewasaan, jadi kita maknai sebagai pendidikan formal dan informal. Pendidikan formal itu kan mulai dari SD dan seterusnya, wajib," kata Ferro.
Menurut dia, setelah mengeyam pendidikan baik formal maupun informal orang akan terbagi menjadi dua golongan. Yakni golongan orang yang pintar dan cerdas.
"Orang yang pintar adalah orang yang nilai akademisi bagus. orang cerdas adalah orang yang bisa melihat peluang. ada orang yang cerdas saja dan ada orang pintar," kata Ferro.
Dia mencontohkan orang yang cerdas adalah orang yang sukses namun tidak mengenyam pendidikan secara formal. Orang seperti banyak ditemukan di Indonesia. Kebanyakan mereka membuka usaha.
"Banyak pengusaha sukses mungkin tidak lulus SD, SMP, SMA dan seterusnya, bukan berarti mereka tidak mampu secara otak, mereka mampu tapi mereka cerdas, mereka bisa melihat kesempatan, mereka bisa meraih kesempatan. mereka bisa mencapai titik a ke titik b, tapi orang pintar hafal prosedur hafal ilmunya," kata dia.
Sementara orang yang pintar belum tentu dia sukses secara finansial. 'Yang saya miris adalah banyak profesor di bidang IT, tapi kalau berbicara sofware enggenering atau kapan terakhir beliau membuat sofware, kadang-kadang mereka tidak pernah atau sama sekali tidak membuat software," kata dia.