Hari Pers Nasional: Kisah Koran Tertua dan Si Raja Delik dari Sumatera Utara
jpnn.com, MEDAN - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menggelar pameran surat kabar tertua di Sumut untuk memperingati Hari Pers Nasional atau HPN 9 Februari 2019. Pameran digelar di Kantor Gubernur Sumut.
Dari pameran tersebut terungkap, ternyata Sumut menjadi pelopor pers di Indonesia. Bahkan, dari Sumut juga ada media yang berani menyatakan kemerdekaan jauh sebelum peristiwa Sumpah Pemuda.
Dan baru diketahui, banyak hal yang membanggakan dari dunia pers di Sumut. Selama periode tahun 1880 hingga 1942, Sumut memiliki 147 surat kabar terbitan. Angka itu, menjadi yang terbanyak di Indonesia.
"Pameran Satu Abad Surat Kabar Sumatera Utara yang diadakan Biro Humas Keprotokolan Setdaprovsu bersama dengan Pusat Studi Sejarah dan Ilmu Sosial (PUSSIS) Universitas Medan, serta Rumah Sejarah Medan mengingatkan kita pada sejarah begitu eksisnya pers di Sumut," ujar Sekretaris Daerah Sumut, Sabrina, Rabu (6/2) di Kantor Gubernur Sumut.
Berdasarkan bukti otentik, Sumut memiliki tiga pelopor koran perempuan pertama di Indonesia. Di antaranya, Perempuan Bergerak (Medan, 1919); Soeara Iboe (Sibolga, 1932); dan Boroe Tapanoeli (Kotanopan, 1940).
(Baca dong: Dewan Pers: Media Boleh Berpihak di Pemilu, tapi..)
Selain itu, di Sumut juga memiliki koran pertama di Indonesia yang menggunakan kata ‘Merdeka’ sebagai namanya.
"Beberapa puluh tahun lalu, koran menjadikan dirinya sebagai alat perjuangan. Ini bisa menginspirasi, kalau dulu koran berfungsi untuk perjuangan. Tapi kini koran bisa mengisi pembangunan pasca perjuangan kemerdekaan," ujarnya.