Hartono Keluhkan Kontribusi Tije Bagi Tim Masih Minim
Terutama saat bertahan. Di Eropa, pertahanan lebih banyak dijalankan dengan sistem zona marking. Menunggu di daerah pertahanan. Sementara di Indonesia, sistem pertahanan yang dipakai adalah pola pressing ketat ke individu lawan.
"Saya sudah memberikan pemahaman ini. Tapi perbedaan karakter permainan ini belum bisa diadaptasi dengan baik oleh Tijani. Jika belum maksimalnya dia karena masih juga adaptasi, ya kurang pas.
“Sekarang kompetisi sudah memasuki pekan ke-26 artinya kompetisi sudah berjalan sekitar enam bulan. Untuk pemain top, itu lebih lebih dari cukup," ujar pelatih yang pernah antarkan Arseto Solo juara Galatama 1991 dan Piala Liga 1985 saat menjadi pemain.
"Padahal alur bola ke depan selama ini bertumpu pada Tijani," lanjutnya.
Hartono berharap, Tijani bisa berbenah diri. Bahwa tenaga dan servisnya sangat dibutuhkan tim, bukan hanya akurasi set piece-nya saja. Mengingat, tim berjuluk Laskar Wong Kito membutuhkan banyak poin untuk menjauh dari kejaran zona degradasi.
Saat ini, Sriwijaya FC masih tertahan di peringkat 12 dengan 31 poin. Posisi ini rawan gusur jika mesin poin macet karena jarak poin dengan kompetitor di bawahnya hanya terpaut satu atau dua poin. (kmd/ion)