Haruna Soemitro, Kiprah dan Kegilaannya tentang Sepak Bola
Setahun kemudian atau pada 2004, Persebaya menjadi kampiun Divisi Utama. "Pemain saya saat itu salah satunya Hamka Hamzah," tutur Haruna.
Mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) memiliki kredo 'mengurusi sepak bola berarti harus gila'. Haruna harus melego satu dari empat supermarket miliknya demi membiayai sepak bola.
"Kadang enggak pakai berpikir, asal mengeluarkan duit begitu saja demi bola," katanya.
Pada 2004, karier Haruna di persepakbolaan kian moncer. Dia dipercaya menjadi ketua PSSI Pengda (kini Asosiasi Provinsi/Asprov) Jatim.
Saat memimpin PSSI Jatim, Haruna berhasil membawa tim sepak bola provinsinya menyabet emas Pekan Olahraga Nasional (PON) 2004 di Sumatera Selatan. Saat itu, Jatim dan Papua menjadi juara bersama untuk cabang olah raga sepak bola.
Jatim kembali mengulangi kedigdayaannya pada PON 2008 di Kalimantan Timur. Tim sepak bola Jatim mengalahkan Papua dan menjadi juara umum PON XVII.
Saat Nurdin Halid menjadi ketua umum PSSI, Haruna ditarik ke Jakarta. Saat itulah Haruna masuk ke Exco PSSI.
Namun, Haruna justru mengundurkan diri dari jabatannya pada 2010. "Saya waktu itu ingin tobat nasuhah dan betul-betul berhenti dari sepak bola," bebernya.