Harusnya Ahok Yang Mundur, Bukan Rustam
jpnn.com - JAKARTA - Mundurnya Rustam Effendi dari jabatan Wali Kota Jakarta, memicu beragam tanggapan. Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Ahmad Yohan menilai, seharusnya Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama yang mundur sebagai gubernur.
Yohan menilai, mundurnya Rustam Effendi akibat tudingan gubernur yang akrab disapa Ahok, adalah bukti kepanikan terhadap kondisi politik di Jakarta yang perlahan-lahan mulai menekannya. Ahok seperti membabi buta, menyeruduk siapa pun yang ada di depannya.
"Ahok tidak saja menciptakan iklim politik di Jakarta yang keruh, tapi juga telah menciptakan destabilisasi dalam iklim birokrasi pemerintahan di Pemda DKI Jakarta. Sikap Ahok memfitnah walikotanya sendiri, telah menciptakan blok-blok konflik. Kalau Ahok ingin sekali mencalonkan diri sebagai gubernur Jakarta, sebaiknya mundur dari jabatannya saat ini, dari pada merusak iklim pemerintahan DKI," kata Yohan, Selasa (26/4).
Menurut Yohan, tudingan politik Ahok terhadap Rustam dengan menyebut Wali Kota Jakarta Utara itu berpihak pada kandidat Gubernur DKI Yusril Ihza Mahendra, adalah bukti kepanikan Ahok atas kegagalannya mengatasi banjir Jakarta.
"Sebenarnya Ahok mulai paranoid dengan kondisi politik yang ada di sekitarnya. Kompensasi dari rasa takut atau paranoid itu, acap kali dilakukan Ahok dengan menyalahkan siapa pun yang ada di depan matanya," jelas Yohan.
Sebagai contoh, tambahnya, Ahok menyalahkan BPK dalam hasil audit rumah Sakit Sumber Waras, menyalahkan Menteri KP Susi Pudjiastutu dalam kasus pembajakan kewenangan reklamasi 17 Pulau di Teluk Jakarta, termasuk menyasar Kemendagri terkait serapan APBD DKI 0% pada kuartal I 2016.
"Terbaru adalah menyalahkan Wali Kota Jakarta Utara soal banjir beberapa waktu lalu. Ini sikap kekanak-kanakan yang ditunjukkan Ahok," pungkasnya.(fat/jpnn)