Hasiholan Siahaan Mengabadikan Suara Kritis Mural Lewat Karya Fotografi
“Mural harus mampu memantik ekonomi kreatif di bidang seni rupa. Kami siap memfasilitasi agar mural mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kesejahteraan pemuralnya sendiri,” ujarnya.
Sejauh ini, kata dia, Pemprov DKI sudah menyediakan sejumlah kawasan di Jakarta sebagai tempat berekspresi seniman mural.
Manuara yang membidangi ekonomi kreatif di DPRD DKI mengaku akan mengawal anggaran untuk kegiatan mural tersebut tetap ada di APBD DKI.
Dia berharap para seniman mampu mengorganisasi diri dengan baik dalam upaya mengembangkan mural.
DPRD DKI, menurut dia, siap berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Dinas Tata Ruang DKI untuk terus menemukan lokasi yang baru untuk dilukis.
“Termasuk kami akan menjamin durasi mural tersebut untuk bisa tetap ada di sana, bertahan lebih lama,” ujarnya.
Pengamat budaya Sihar Ramses Simatupang mengapresiasi langkah pemerintah dan DPRD DKI yang siap menjadi faslitator agar mural bisa hadir menjangkau wilayah perkotaan yang lebih luas.
Hal tersebut diakuinya sebagai hal yang baik. Namun dia mengingatkan bahwa kebutuhan mural bukanlah sekadar pengorganisasian. Sebagai karya seni yang identik dengan kritik sosial, mural disebutnya tidak bisa hanya “duduk manis”.