Hasil Survei LKPI: Masyarakat Sumut Masih Pertimbangkan Agama & Etnis di Pilkada 2024
Hasil survei juga mengambarkan pertimbangan responden dalam memilih bakal Cagub Sumut.
Sebanyak 79,6 persen responden memilih calon gubernur karena kesamaan agama dengan calon gubernur, sedangkan 80,6 persen pilihan didasarkan kesamaan suku dengan calon gubernur.
LKPI juga menemukan mayoritas pemilih sebanyak 83,7 persen responden menginginkan pemimpin yang memiliki karakter jujur, dapat dipercaya, dan antikorupsi, serta perhatian pada rakyat sebesar 72,8 persen, berwibawa sebesar 49,7 persen, berpengalaman di pemerintahan sebesar 41,7 persen, dan taat pada agama sebesar 26,2 persen.
"Selain itu, responden juga ditanya apakah akan menggunakan hak pilih jika pilkada dilaksanakan. Sebanyak 72,2 persen responden akan menggunakan hak pilih, 22,6 persen tidak akan menggunakan hak pilih, dan 5,2 persen tidak menjawab," papar Togu.
Ketika dilakukan survei lebih mendalam mengenai alasan responden dalam menggunakan hak pilihnya top factor pertama responden adalah karena memang akan mengunakan hak pilihnya sebanyak 49,6 persen.
Kemudian faktor kedua responden, karena ada bakal calon yang dikenal 34,7 persen, faktor ketiga adalah mengikuti imbauan pemerintah daerah sebesar 10,6 persen, dan factor lain-lain 5,1 persen.
Lebih lanjut Togu mengungkapkan, demografi responden menurut suku dan etnis di Sumut di antaranya adalah sebanyak 24,84 persen Tapanuli/Toba, 11,2 persen Mandailing, 5,9 persen Karo, 2,4 persen Simalungun, 0,7 persen Pakpak, 6,36 persen Nias, 5,8 persen Melayu, dan 2,7 persen Tionghoa.
Ada 2,6 persen penduduk yang merupakan suku Minang dan 0,9 persen Aceh, suku atau etnis dari pulau Jawa mencapai 33,4 persen, dan sebanyak 3,2 persen etnis lainnya.