Hasil Survei Tatap Muka Ipsos: Elektabilitas Prabowo-Gibran Meningkat, Efek Jokowi Makin Nyata
Sedangkan pemilih paslon Ganjar-Mahfud terdapat sebanyak 20 persen yang masih bisa bergeser.
“Dibandingkan data survey akhir bulan November, Prabowo–Gibran kembali mengalami kenaikan dari 42,66 persen ke 48,05 persen, sementara Anies – Muhaimin cenderung stagnan dari 22,13 ke 21,80 persen, dan Ganjar-Mahfud dari 22,95 turun 18,35 persen, sementara yang belum menentukan pilihan menurun tipis dari 12,26 turun ke 11,80,” ujarnya.
Jika kita mengaitkan kenaikan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah Jokowi-Ma’ruf saat ini, lanjut Arif, dari 65 persen di November menjadi 74 persen di Desember.
Maka hal ini bisa dibaca bahwa siapa pun paslon Capres–Cawapres yang dianggap melanjutkan program-program kerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf besar kemungkinan akan mendapatkan Jokowi effect dalam hal elektabilitas.
Sementara itu, Deputy Director Ipsos Public Affairs Sukma Widyanti menyampaikan elektabilitas parpol menunjukkan data yang mengejutkan di mana Gerindra menempati posisi teratas menggeser PDI Perjuangan.
“Secara berturut-turut partai politik yang berpotensi masuk parlemen adalah Partai Gerindra yang mencapai elektabilitas hingga 27 persen ; disusul PDI Perjuangan sebesar 21 persen, Golkar 8 persen, PKB 7 persen, PKS 7 persen, Nasdem 6 persen, PAN 4 persen, Demokrat 3persen. Posisi PPP dan PSI masih belum aman karena kini turun dibanding survey sebelumnya,” ujar Sukma dalam paparannya.
“Survey ini juga menunjukkan bahwa pada basis-basis PDI Perjuangan khususnya Jawa Tengah yang disebut sebagai kandang banteng, menunjukkan suara Ganjar semakin tergerus,”, ujarnya dalam paparannya via daring.
Ipsos selain menjadi anggota Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), juga merupakan anggota Association for Global Research Agency Worldwide (ESOMAR) yakni asosiasi riset internasional yang melakukan audit secara periodik terhadap para anggotanya.