Hati-hati Pilih Sabun, Busa Melimpah tak Jamin Bersih
Efek SLS dan SLES memang berbeda pada perempuan dan laki-laki. Kulit pria yang lebih tebal dan berminyak cenderung tidak terlalu bermasalah dengan produk detergen. Namun, jika terlalu lama dipakai, tak berarti wajah tetap normal. Biasanya wajah memang tidak lagi tampak mengilap, tapi jadi kasar.
Pada perempuan, produk pembersih wajah umumnya mengandung detergen lebih sedikit daripada produk serupa untuk pria. Namun, intensitas penggunaannya lebih sering dari anjuran dua kali sehari.
’’Tapi, kalau terlampau sering cuci muka, kulit bisa sensitif. Gampang jerawatan, tapi kering,’’ ucapnya. Wajah pun mudah keriput karena kelembapannya turun.
Untuk mengurangi efek buruk SLS dan SLES, Mariani menyarankan pembilasan sebersih-bersihnya setelah memakai produk yang menghasilkan busa. Residu yang menumpuk bisa diserap kulit.
’’Terutama untuk sabun pencuci tangan. Harus dibilas bersih supaya tidak ikut termakan,’’ ujarnya. Penggunaan SLS dan SLES yang dianjurkan FDA (BPOM-nya AS) adalah 400 mg per meter kubik.
Sayangnya, penggunaan SLS dan SLES memang tidak bisa dihindari. Sebab, foaming agent tersebut masih menjadi andalan untuk produk personal care.
’’Memang ada yang bebas SLS dan SLES, tapi harganya relatif mahal. Selain itu, masyarakat sudah kadung percaya bahwa busa melimpah itu jaminan bersih,’’ jelas Mariani.
Solusinya, dia menyarankan penggunaan produk moisturizing atau pelembap setelah mandi. Bisa berupa lotion ataupun krim. Penggunaan pelembap membantu menghindari efek kering yang parah. ’’Kalau setelah keramas, bisa pakai conditioner yang sesuai,’’ ujarnya.