Hati Saya seperti Diiris-iris saat Adit Menangis
"Ibu, mau pipis. Gendong Adit," rengeknya.
Dengan sabar, Dahniar mengambil infus dari tiangnya dan menggendong Adit itu ke kamar mandi. Tidak ada yang terlihat dari mata ibu ini kecuali ketulusan.
"Sini nak, angkat dulu tangannya, ya," ucapnya seraya mengangkat anak tersebut. Keluar dari kamar mandi, Adit kembali duduk di atas tempat tidurnya. Tidak berselang lama dia kembali minta digendong dan meminta main di luar.
Dahniar semakin sulit untuk pergi meninggalkan Adit. Khairul Azmi, relawan dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) yang sejak kemarin mendampingi bocah ini, tahu kalau Dahniar akan pulang. Ia pun mencoba mengalihkan perhatian Adit.
"Sama om saja ya gendongnya, kasihan ibu capek itu, kan belum tidur dari tadi malam menemani Adit," kata Azmi membujuk.
Untung Adit tidak menolak meski dia tetap meminta Dahniar untuk ikut bersamanya. Dahnir mengiringinya dari belakang sambil memegang infus menuju pintu ke luar bagian belakang.
Sambil terus bermain, Adit kerap kali memandang ke arah Dahniar seolah tahu akan ditinggal wanita tersebut. Sesekali menarik tangannya supaya tetap dekat seolah tidak ingin membuang kesempatan untuk bermanja-manjaan dengan orang yang telah menemaninya dengan penuh kasih sayang.
Makin lama, Adit semakin asyik bermain dengan Azmi dan para relawan serta orang-orang yang sengaja datang untuk melihatnya. Kesempatan ini dimanfaatkan Dahniar untuk kembali ke kamar perawatan. Dengan cepat dia mengemasi pakaiannya.