Hatta Minta Tiongkok Inves di KA
jpnn.com - Salah satu kesepakatan penting yang ditandatangani kedua pemimpin negara adalah menaikkan volume perdagangan Indonesia- Tiongkok dari USD 40 miliar saat ini menjadi USD 80 miliar pada 2014. Penandatanganan kesepakatan ini dilakukan ketika Wen Jiabao berkunjung ke Jakarta, 29 April 2011 lalu ’’Saya diutus khusus oleh Presiden Yudhoyono ke Tiongkok untuk menindaklanjuti kesepaktan itu sekaligus menjelaskan program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI),’’ kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Beijing, Tiongkok, kemarin (22/6).
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini didampingi Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu beserta para deputi. Delegasi Indonesia yang dipimpin Hatta menemui Perdana Menteri Tiongkok Wen Jiabao di kantornya, kemarin. Sebelumnya, rombongan diterima Menteri Perdagangan Tiongkok Chen Deming. Malam harinya, delegasi Indonesia bertemu para pebisnis Tiongkok. Hatta menjelaskan, hasil pertemuan itu menegaskan kembali pentingnya memperdalam dan memperluas hubungan Indonesia-Tiongkok, tidak hanya terbatas pada bidang perekonomian melainkan juga bidang budaya dan pendidikan. Di bidang ekonomi, peningkatan volume perdagangan yang mencapai 100 persen pada 2014 sungguh menguntungkan kedua belah pihak. ’’Tetapi peningkatan volume perdagangan ini harus disertai perimbangan perdagangan yang berkelanjutan.
Kita ingin struktur yang diperdagangkan dibenahi,’’ kata Hatta. Dia melanjutkan, ekspor Indonesia ke Tiongkok jangan hanya berupa bahan mentah. Diharapkan Tiongkok membantu Indonesia meningkatkan produk manufaktur sekaligus menampung produk itu di pasar nasional negeri Panda tersebut. ’’Kita harapkan pihak swasta Tiongkok membangun industri-industri manufaktur di Indonesia dan diekspor ke Tiongkok,’’ kata Hatta. Terkait program MP3EI, Tiongkok diharapkan meningkatkan investasi ke Indonesia berkaitan dengan bidang infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan kereta api. Dalam kesempatan itu, Perdana Menteri Wen Jiabao langsung memerintahkan Menteri Perdagangan Chen Deming untuk segera membentuk tim kerja yang secara khusus mengevaluasi program MP3EI. Mereka ingin melakukan kajian secara mendalam untuk masuk ke sektor-sektor yang dibutuhkan Indonesia dalam MP3EI, seperti connectivity dan infrastruktur.
Tim ini dipimpin langsung oleh Chen Deming serta memberikan laporan secara reguler. ”Ini persis sama dengan yang dilakukan Korea Selatan dan Jepang. Kedua negara itu pun memiliki tim khusus terkait MP3EI, dan masing-masing berkomitmen menginvestasikan USD 20 miliar,” kata Hatta. Meski belum menyebutkan angka investasi, Tiongkok menyatakan bakal memberikan hibah proyek studi pengembangan ekonomi khusus Sumatera dan Kalimantan. Negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa ini memang dikenal sukses mengembangkan program ekonomi khusus di negerinya. ”Tiongkok juga siap memberikan pinjaman lunak kepada pemerintah Indonesia yang bisa digunakan untuk membangun jalan baru menghubungkan Aceh-Lampung, membangun rel kereta double track lintas sumatera, dan jalan tol.
Tujuannya agar manfaat sumber daya alam Indonesia bisa dimaksimalkan dengan adanya connectivity,” jelas Hatta. Karena cakupan kerja sama Indonesia- Tiongkok yang sangat luas, lanjutnya, maka forum dialog tingkat menteri koordinator sangat dibutuhkan. Selain itu, akan dibentuk working group di masing-masing bidang kerjasama untuk betul-betul fokus pada bidangnya. Menteri Perdagangan Tiongkok pun menyepakati pentingnya segera memulai pembahasan itu di semester kedua tahun 2011 ini. ”Supaya semua program kerja sama dapat segera terealisasi dengan baik,” pungkas Hatta. (dri)