Heboh! Kebaya Sunda Tanpa Bawahan di Peragaan Busana
“Saat itu, celana yang dikenakan tidak tembus pandang karena ada tiga lapis celana, ditambah dengan unsur pencahayaan sehingga terlihat seperti yang saat ini ramai diperbincangkan,” bebernya.
Sementara itu Ketua HARPI Sukabumi Yudistira Soemapraja mengatakan, peragaan fashion kebaya pengantin yang ditampilkan pada weeding expo sebetulnya tidak menampilkan sisi pornografi, tapi lebih kepada masalah pakem (aturan wajib) yang semestinya diterapkan.
“Sebetulnya masalah kemarin itu hanya pakemnya saja, karena harusnya kalau pake siger (mahkota pengantin adat sunda) tidak boleh menggunakan bawahan lain, tapi harus pake sinyang (kain sarung motif batik),” terangnya.
Lebih lanjut Yudistira menyebutkan sejauh ini pihaknya sudah mendorong desainer segera melakukan upaya permohonan maaf terhadap semua pihak. Supaya, polemik yang sempat ramai diperbincangkan bisa reda dan ke depan akan menjadi perbaikan untuk kemajuan fashion pengantin di lokasi.
“Saya kira kalau seni sulit ya, tapi setelah mendapat informasi dari periasnya langsung sebetulnya dia tidak bermaksud untuk memberikan sensasi apalagi sampai mengarah pada hal yang bersifat pornografi,” katanya. (radar sukabumi/sbh/t)