Helen Pausacker, Dalang Perempuan Australia Tekuni Wayang 40 Tahun
"Ia dulu dalang perempuan yang populer, dan seorang guru buat saya. Ada banyak dalang yang saya kagumi dan selama bertahun-tahun saya punya banyak guru yang sangat hebat. Saya sangat tertarik pada mereka yang fokus akan interpretasi karakter dan cerita," katanya.
Helen Pausacker tampil di Indonesia pada 1997 (Foto: Helen Pausacker)
Menjadi dalang dari pertunjukan wayang semalam suntuk adalah kesenangan tersendiri dengan atmosfer yang unik, dan sangat berbeda dengan apa yang ada dan diadaptasi di Australia.
"Di Jawa, itu akan bergantung pada tempat pertunjukan. Di desa, pertunjukannya sangat hidup, orang-orang mengomentari. Di kota, penontonnya lebih jaim, tapi masih lebih ramai ketimbang di Australia," ceritanya.
Helen meneruskan, "Karena pertunjukan wayang di Jawa berlangsung selama 9 jam, para penonton akan ngobrol dan atau sambil makan dan hilir mudik. Mereka yang diundang mendapat makanan, dan yang tak diundang akan membeli makanan dari penjual kaki lima. Dan semakin malam, musiknya semakin keras dan rancak."
Helen Pausacker tampil bersama Komunitas Gamelan Melbourne (Foto: Helen Pausacker)
Di Australia, Helen tampil bersama Komunitas Gamelan Melbourne, yang telah terbentuk lebih dari 20 tahun yang lalu. Gamelan adalah salah satu instrumen tradisional yang menjadi rangkaian dari instrumen besar, dan musik inilah yang mengiringi pertunjukan wayang.
"Saya tak pernah menjadi dalang semalam suntuk, dan di Australia saya mendalang dalam bahasa Inggris. Di sini, kami juga menampilkan wayang dalam bentuk singkat (1 hingga 3 jam)," ujarnya.