Hergun: Jaga Daya Beli Masyarakat Menyusul Kenaikan Inflasi
Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR itu menyimpulkan, tingginya pertumbuhan ekonomi di kedua negara tersebut mengerek naik tingkat inflasi dari sisi permintaan.
Keadaan diperparah dengan terganggunya rantai pasok sehingga mengerek inflasi dari sisi penawaran. Kondisi itu menurut dia berbeda dengan Indonesia yang pertumbuhan ekonomi tertinggi hanya tercapai pada level 7,16 persen pada kuartal II 2021.
"Sehingga Indonesia masih perlu mendorong pertumbuhan ekonomi antara lain melalui suku bunga bank sentral yang rendah," ujar Hergun.
Dia juga menyoroti harga minyak dunia dan sejumlah komoditas lain yang mulai turun. Minyak jenis WTI yang pada Maret 2022 diperdagangkan pada level USD 119 per barel, awal Agustus 2022 turun menjadi USD 90 per barel.
Demikian juga minyak jenis Brent, menurun dari harga USD 123,39 per barel pada Maret 2022 menjadi USD 96 pada awal Agustus 2022.
Harga minyak sawit mentah/CPO yang pada akhir April 2022 diperdagangkan pada level 7093,1 Ringgit Malaysia per ton juga menurun menjadi 3821,0 Ringgit Malaysia per ton pada awal Agustus 2022.
Legislator dari Dapil Jawa Barat IV (Kota dan Kabupaten Sukabumi) itu lantas membeberkan kondisi perekonomian China sebagai mitra dagang terbesar Indonesia.
Hergun menyebut ekonomi Tiongkok hanya tumbuh 0,4 persen pada kuartal II 2022 (yoy). Kinerja tersebut merupakan yang terburuk dalam dua tahun terakhir. "Itu sebagai imbas kebijakan penguncian wilayah (lockdown) untuk mencegah penyebaran Covid-19," terang ketua DPP Partai Gerindra itu.