Heroik! Nyawa Nyaris Melayang, Serda Suparlan Hentikan Perampokan di Pegadaian
Suami dari Santi Latifa ini mengaku sempat takut juga sebab meski sudah diminta untuk tak menembak ternyata pelaku sempat menarik pelatuk dan menembakkan satu peluru. Untungnya senjata tersebut tak meledak dan Suparlan lantas berpikir jika pistol Walther buatan Jerman tersebut sedang bermasalah.
Di situlah dia berpikir cepat untuk mengambil tindakan lain dengan mendekati pelaku dan langsung berusaha melumpuhkan. "Saya sempat takut juga sebab pistolnya mengarah ke badan saya, kalau itu betul meledak mungkin saya sudah mati, tapi saat saya lihat tak meledak saya langsung mendekati pelaku dan menendang tangannya yang memegang senjata," ucap Suparlan.
Dari tendangan inilah pistol tersebut terjatuh dan pelaku langsung dia amankan. "Tujuan saya hanya satu, menjauhkan pistolnya dulu dan setelah saya tendang ternyata jatuh kemudian saya ambil dan menyerahkan ke abang (salah satu anggota TNI dan Denkes) yang saat itu juga berusaha menghentikan pelaku," katanya.
Setelah pistolnya menjauh, pria yang menjadi anggota TNI sejak 2002 langsung melayangkan berbagai jurus untuk melumpuhkan pelaku baik dengan tangan maupun kaki. "Yang penting dia tak kabur sebab saat itu dua pelaku sudah di atas motor dan motornya menghadap ke jalan siap kabur," katanya.
Saat dua pelaku lainnya berusaha kabur, massa mulai berdatangan kemudian mengadang kedua pelaku hingga akhirnya dimassa. Saat berusaha menghentikan pelaku ini, Suparlan mengaku sempat mendapatkan perlawanan dengan pukulan yang dilayangkan pelaku. Untungnya dia bisa menghindar dan kembali membalas hingga terpojok.
"Saya tidak punya bekal ilmu beladiri yang baik tapi saat itu saya hanya berpikir bahwa ini orang berbahaya dan orang jahat jadi harus dilumpuhkan sebelum ada korban, makanya saya berani mendekat," bebernya.
Suparlan juga mengaku sempat melihat seorang ibu yang bersimbah darah. Wanita yang belakangan diketahui bernama Sance juga terbilang berani. Bagaimana tidak, beberapa saksi menyebut bahwa ketika pelaku beraksi, korban, Sance berada di dalam ruangan tersebut dan baru melakukan transaksi. Saat itu pelaku mengeluarkan pistol dan meminta semua yang ada di dalam ruangan tak banyak bertingkah.
Nah, Sance sendiri karena tak ingin terjadi apa-apa ia memilih untuk keluar. Namun belum sempat sampai di pintu keluar dia diminta salah satu pelaku untuk tetap di dalam ruangan tersebut dengan posisi ditodongkan ke kepalanya. Korban dikatakan sempat melawan dengan memegang senjata pelaku hingga terjadi tarik menarik dan akhirnya pelaku mendorongkan pistolnya hingga melukai kening korban.